Jiwa muda, semangatnya akan terus ada. Setidaknya itu pikiran saya setelah menghabiskan sekian tahun dibangku kuliah dan setelah lulus, kini saatnya bekerja. Entah berapa ratus lembaran bukti profesionalitas saya terkirim untuk mendapatkan ijin mengabdi, mengamalkan ilmu saya, membagi senyum dan dengan sangat tulus beribadah. Singkat cerita, setelah menyelesaikan semua urusan akademik di Jogja maka berpindahlah domisili saya kembali ke kampung halaman asal saya di Banjarnegara. Kota yang cukup sejuk dan nyaman serta sedkit persaingan. Cocok untuk fresh Graduate seperti saya, dengan mengantongi bekal ilmu yang saya rasa hanya saya atau paling tidak ada beberapa orang saja. Tidak mudah memang menyandang gelar Lulusan Universitas, fresh graduate pula. Malu rasanya jika belum bekerja. Berangkat dari situlah, saya dengan gerak cepat dan strategi jitu, jurus andalan melahirkan plan A, plan B dan plan C serta plan-plan lainya. Lembaran demi lembaran membentuk sebuah berkas terbungkus amplop maka hasilnya adalah sebuah surat permohonan kerja, ternyata tidak hanya cukup satu, dua, tiga atau empat, puluhan bahkan. Alhamdulillah target terpenuhi, hampir semua institusi terkoneksi, saatnya menanti kabar baik tentunya dengan kesabaran yang extra, lebih giat berdoa dan menyiapkan mental untuk kemungkinan terburuk karena pada akhirnya Allah pasti memberikan hasil yang terbaik. Alhamdulillah, akhirnya satu demi satu saya mendapat tanggapan yang baik, plan B saya menjadi seorang dosen nampaknya akan segera terwujud awal Maret 2011 saya mendapatkan tawaran menjadi tenaga edukatif di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Kota Batik, tentunya peluang melanjutkan Kuliah Master akan terbuka. Sungguh anugerah yang luar biasa untuk fresh graduate seperti saya. Hari berikutnya, untuk yang sama sekali tak terbayang dan terencana dalam list plan saya, bahkan jauh lebih seru dari plan A saya sebagai praktisi klinis, sebuah Institusi cukup bergengsi mengadakan rekruitmen, awalnya saya mencoba-coba dan Alhamdulillah saya lolos, saya diberi kesempatan menjadi bagian didalamnya meskipun harus melalui rangkaian yang panjang untuk bisa dikatakan berhasil, namun sungguh saya besyukur. Saya selalu belajar dari jalan hidup saya, dan akhirnya saya bisa menarik kesimpulan bahwa "Cemas terhadap masa yang akan kita jalani adalah perlu, agar kita sadar akan tantangan, agar kita mempersiapkan semaksimal mingkin". Saya sangat menikmati apa yang saya dapatkan sekarang, meskipun cemas itu selalu ada sebagai pelindung masa depan saya. Dan hari-hari saya kini diisi dengan orang-orang baru yang sangat friendly, tanggung jawab baru dan tentunya wahana ibadah baru bagi saya. Dan ternyata Kasih Sayang Allah tak berhenti-hentinya, di awal April ini saya mendapat tawaran yang sama sebagai pengajar di sebuah Perguruan Tinggi di Kota Purwokerto, dalam benak saya "Ya Allah gantikanlah, berikanlah kesempatan ini kepada sahabat-sahabat saya". Namun akhir-akhir ini saya sangat bergembira mendapat kabar bahwa mereka telah menempati karir-karir potensial di Kabupaten masing-masing, di departemen-departemen, di Institusi bertaraf Internasional, berdiri didepan mahasiswa sebagai dosen dan melanjutkan studi Master atau bahkan sukses berwiraswasta. Dan pada akhirnya saya bisa menarik kesimpulan bahwa "jangan kecilkan potensi yang kita punya, maksimalkan lalu nikmatilah bahagiamu".