Dan di tahun terakhir kuliah saya di Joga, kembali menyaksikan dan merasakan dahsyatnya Merapi bergejolak. Semua tak lepas dari kuasa Tuhan mengatur alam. Puluhan bahkan ratusan penduduk lereng Merapi menjadi masyarakat yang rentan, rentan karena harus menjauh sementara dari Merapi yang menaungi mereka. Kesehatan mereka tentu harus diperhatikan lebih. Untuk itu bersama Fakultas Kedokeran dan Ilmu Kesehatan UMY serta Asri Medical Center (AMC) saya menjadi tenaga kesehatan lapangan untuk para penduduk Merapi di barak pengungsian Hargobinangun Sleman DIY sebelum akhirnya dipindahkan seiring jarak aman yang dijauhkan. Puluhan mahasiswa menjadi relawan dan siaga untuk kondisi Merapi. Kelak setelah saya meninggalkan Jogja Merapi pasti akan terus membangun dan saya hanya akan menyaksikan dari berita atau mungkin merasakan pekatnya abu vulkanik yang dibawa terbang jauh oleh angin, dan semua itu bukan derita namun bahagia yang disuguhkan Tuhan melalui Merapi.