Ramadhan dan pernak perniknya selalu menaraik untuk diceritakan. Mulai dari persiapan menyambut datangnya bulan penuh berkah dan ampunan itu, makan sahurnya, puasanya, penuhnya masjid, ngabuburit, buka puasa, sampai shalat tarawihnya menjadi sangat unik dan menarik. Dan di tempat tinggal kami di kampung, hal itu terjadi pula. Kampung kami menjadi meriah manakala menyambut datangnya Ramadhan. Anak-anak bermain petasan dan meriam dari bambu dan minyak tanah, ibu-ibu beramai-ramai pergi ke pasar dan sang ayah makin giat bekerja. Dan di kampung kami, terdapat banyak surau-surau yang menjadi sangat ramai untuk shalat berjamaah. Yang heboh adalah keceriaan anak kecil dan kepolosanya ketika jam 12 siang mereka malu-malu untuk berbuka agar punya energi untuk bermain kembali. Ketika waktu menunggu buka puasa tiba keriauhan anak-anak berkurang untuk duduk di meja makan sambil menunggu adzan maghrib. Shalat Tarawih di surau kampung kami hampir selalu ramai tak terkecuali anak-anak. Mereka tak sungkan untuk bermain-main mana kala shalat sedang berlangsung, lugu sekali. Selepas malam, tadarus Al-Qur'an mengalun dengan merdunya. Waktu sahur suara-suara orang membangunkan dengan bedug keliling kampung atau dengan pengeras suara yeng membahana kampung kami sampai waktu imsak tiba. Shalat subuh berjamaah meskipun tak seramai tarawih tetap khusyuk. Sembari menunggu fajar dan pagi tiba kami biasanya jalan-jalan pagi di batas kampung kami, melihat pemandangan sawah dan terbitnya matahari yang indah, indah sekali dan yang pasti suara petasan berbagai ukurna selalu terdengar, mengagetkan. Sungguh pengalaman Ramadhan di kampung yang indah.