Jawa timur, 13-15 November 2008, ratusan kilometer di ufuk timur Jogja. Sore itu menjadi saksi betapa kebersamaan kami sungguh sangat berarti. Kala itu kamis, jadwal kami selepas kuliah bahasa inggris, lalu praktikum kesehatan komunitas di Puskesmas dan terakhir kami menghikuti bedah buku Kuliah Kedokteran Islam yang ditulis oleh Prof. Dr. Omar Hasan Kasule dari Malaysia, sore itu kami 20 kawan berkumpul di rumah Lina kawan kami. Titik-titik hujan mulai turun dan menjelang senja kami memulai perjalanan kearah timur, bukan untuk mencari kitab suci entunya, kami hendak berlibur. Menikmati liburan kerumah Venny, Imel dan Nugroho sahabat kami di Madiun dan Ngawi Jawa Timur. Ratusan kilometer jarak perjalanan, kami tempuh dengan tiga mobil yang nyaman, yah walaupun sepanjang perjalanan ada beberapa masalah kecil tapi terselesaiakan dengan baik kok. Langit berubah hitam, malam datang. Beberapa kali perjalanan terhenti karena kami harus menunaiakan Shalat ataupun mengisi bahan bakar. Memasuki Surakarta kami, kawanan petualang menikmati lezatnya angkringan di halaman SMKN 5 Surakarta. Air hujan mulai turun tak terkira, lebat sekali dan kami perlahan melanjutkan perjalanan. Memasuki kabupaten Karanganyar lalu Sragen dan kemudian melewati gerbang propinsi Jawa Timur. Sepanjang perjalanan kami tak henti-hentinya bercerita, bercanda dan menikmati lagu-lagu kesukaan kami masing-masing. Memasuki Ngawi kami beristirahat sejenak sembari menunggu kawan kami yang tertinggal di belakang. Hampir habis daya kami untuk terjaga, beruntung beberapa jam berikutnya kami sampai di rumah Venny di Madiun tepat ketika jarum jam menunjukkan angka 1.30 am. Kami disambut dengan sangat hangat, kami menikmati Soto hangat, akh nikmat sekali. Dari rumah Venny selanjutnya kami menuju rumah Imel. Perjalanan hanya memakan waktu beberapa menit saja, namun ada hal yang mendebarkan dalam perjalanan itu. Entah siapa yang memulainya, adrenalin kami tertantang untuk balapan dijalanan kota yang mulai sepi itu. Awalnya kami ber tiga mobil, namun satu mobil asing ikut gabung. Seru, mendebarkan sekali, sekuat tenaga gas kami pacu, dan satu mobil asing itu setengah mati mendahului kami. Sialnya mobil asih itu terkepung oleh mobil-mobil kami. Emosinya terpancing, driver mobil asing itu mengajak kami untuk berhenti, mungkin menyelesaikan masalah dengan cara lain, entah aku tak mengerti. Sekejap kami terperanjat melihat lambang besar melekat di pintu mobil putih betuliskan POLICE, besar sekali. Astagaaa, seketika itu pulalah 20 jantung tourist dari Jogja berdetak lebih kencang. Aliran darah kami menjadi tak karuan. Pontang panting dengan sekuat tenaga kami meloloskan diri dari terkaman harimau, yang siap melahap kami mentah-mentah. Bukan karena kami salah, karena kronologisnya mobil aneh sialan itu mendahului kami dari jalur yang memang bukan haknya. Memasuki kawasan batalion apa entah tak tahu dan tak mau tahu, kami melesat jauh. Syukurlah kami berhasil lolos, sampai kapanpun kebenaran memang akan menang. Akhirnya tepat jam 2 pagi kami sampai di rumah Imel di Madiun. Kamipun beramah tamah dengan keluarga, kemudian terlelap. Jum'at pagi itu, adalah kali pertamaku menghirup udara segar di Madiun. Sejuk sekali, jam 7 kami menikmati breakfast, pernahkah mendengar pecel Madiun? pagi itu, niukmat sekali rasanya. Tepat jam 9 pagi kami menuju kabupaten Magetan, tempat dimana kawasan wisata telaga sarangan berada. Perjalanan pagi itu seru sekali sepanjang perjalanan kami dihibur lagu-lagu hits, tapi soundtrack perjalanan kami kala itu adalah lagu-lagu di album baru Sheila on 7 (menentukan arah). 45 menit selanjutnya kami sudah berada di ketinggian yang cukup untuk membuat kami merasa dingin. Memasuki welcome gate telaga sarangan, aku bayar retribusi kemudian kami parkir. Selanjutnya kami jalan-jalan keliling telaga yang indah itu. Kabut turun perlahan diatas kepala kami dan rimbunan pepohonan dihutan sekeliling telaga seperti sahabat baru yang kami kenal, ramah sekali. Kami beristirahat ditaman pesawat, ya pesawat terbang, ada disana. Beberapa diantara kami menikmati serunya naik boat. Siang makin terasa jum'at kala itu. Sayup-sayup adzan terdengar, kami segerombolan lelaki harus menunaikan Shalat Jum'at, beruntung tak jauh dari tempat kami duduk terdapat perkampungan. Untuk sampai ke masjid terdekat kami harus membayar retribusi, karena jalur yang akan kami lalui sekitar 1,5 km adalah jalur wisata menuju air terjun Tirta Sari (Ngadilaya). Kami harus berjalan cepat-cepat untuk sampai ke masjid. Sesampainya di masjid kami Shalat, kemudian selesainya kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Sekitar 1,5 km selanjutnya perjalanan sungguh sangat berat, perjalanan menaiki bukit terjal. Dan kemudian, kami disuguhi indahnya pemandangan di air terjun itu. beberapa jam kami disana, kami merasa kedinginan oleh percikan air yang jatuh dari ketinggian puluhan kaki. Kami melanjutkan perjalnan menuruni bebukitan. Tak terasa kami sampai kembali di kawasan telaga. Perjalanan yang berat membuat kami merasa lapar, rasanya belum lengkap ke telaga sarangan kalo tidak menikmati sate kelinci atau sate ayam yang banyak dijajakan disana. Dingin semakin menjadi-jadi, jam 4 sore kami melanjutkan perjalanan pulang menuju Madiun. Kami sempat bersilaturahmi kerumah om dan nenek Pudang, sahabat kami. Lelah hari itu, kami lepas dirumah Imel, selepas makan malam itu, kami melanjutkan perjalanan terakhir kami malam itu kerumah Venny.Disana kami menghabiskan malam. Haaa pagi datang, dan ini adalah hari terakhir kami liburan di Madiun. Pagi itu kami harus bersiap pulang, balik ke Jogja. Dirumah Venny kami dijamu dengan sangat hangat. Keluarga yang ramah, cuaca yang cerah dan sejuknya udara pagi. Selesai kami bersiap, kami berangkat menuju Jogja. dari Madiun kami menuju Ngawi tempat Nugroho, maka sebelum kami pulang ke Jogja kami beramah tamah dengan keluarga besar Nugroho, kembali disana kami dijamu dengan sangat baik. Siang itu kami beristirahat sejenak, kami sempat mampir di pusat oleh-oleh khas Madiun, lalu kami pulang. Perjalanan melewati Sragen - Karanganyar - Surakarta - Sukoharjo - Klaten dan tiba di Jogja. Perjalnan terasa hening, mungkin karena kami lelah. Memasuki Prambanan kami menikmati makan bareng terakhir liburan kami di kedai bakso Jepang, akh nikmatnya. Destination terakhir kami adalah rumah Lina, tempat kami berkumpul sebelum berangkat. Liburan usaiii.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RESUME OF VACATION

on the way to east java
makan malam di Solo
start from imel's house to sarangan
hijaunya hutan sarangan
heroes on saranganwe're on holiday asyiknya nge-boat di telaga saranganjum'at ceria di atas air telagamenyusuri jalan setapak ke air terjunmakan bareng di kedai baksosumpah baksonya guede abizsoundtrack perjalanan kami----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Madiun - Ngawi on happiness present: X1: heroes - deby - eko - eriec - bowo - ima - pritta - estrin X2: angga - dini - wulan - lina - venny - gusnul - nugroho - bagus A4: pudang - goro - imel - rere