Gamelan adalah musik yang tercipta dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik gamelan lembut dan mencerminkan keselarasan hidup. Yogyakarta sebagai kota kesenian sangat lekat dengan musik gamelan. Usai FKY XX, geliat kesenian di Jogja tetap hidup, takkan mati. The 13th Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) 2008, sebuah festival internasional yang akan mempertemukan gamelan dengan beragam seni dan budaya dari berbagai penjuru daerah di Indonesia dan dari negara lain akan diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 10 - 12 Juli 2008, heroes gak bakal ketinggalan buat nyaksiin dunk. Well, kebetulan tepat malam minggu itu HEROES bareng Yudi, Asri dan Hendy bersama ribuan sahabat-sahabat menikmati acara besar itu. Malam itu kami berangkat dari rumah selesai magrib, menuju kawasan Taman Budaya dan sebelumnya kami mengisi perut dulu, makan malam di Lesehan Jln. HOS Cokroaminoto (sekitar RS Ludira Husada Tama). Lalu kami meluncur ke acara pagelaran, ribuan orang mulai memadati Concert Hall, tak ketinggalan kami ber 4. Kami mengambil posisi paling dekat dengan panggung, sebenernya sich exclusive buat Pers, tapi kami juga punya 1 izin buat itu. Acara dimulai pukul 8 malam. Pagelaran dibuka dengan jenaka oleh MC dari Komunitas Gayam 16 (Geronimo Fm) beliau adalah seniman Sapto Raharjo yang udah keliling dunia dengan gamelannya. Penampilan pertama kala itu adalah Gamelan Plesetan oleh Prof.DR. Renee TA Lysloff, Ph.D., No.E Parker (Californian, USA) Jinny (Korean) dari University California Riverside dan 1 seniman dari Jogja yaitu Sapto Raharjo (Komunitas Gayam 16, Indonesia). Penampilan ke-2 colaborasi Singgih Sanjaya dan musisi dari Jogja dan Surakarta bersama Vincent van Gogh bersama musisi dari Denmark menampilkan arr.gamelan dan saxophone, paduan suara dan juga opera Matahari (penari). Penampilan berikutnya kolaborasi gamelan dan band oleh group "Kito Siopo" Siocy (Japanese), Steven (USA) dan Yuri (Japanese). Menginjak akhir acara group Gamelan Lost dari Surakarta tampil sangat menarik. Diakhir acara semua penampil naik panggung yang megah itu dan Ngejam bareng memainkan Pelog Gamelan. Yang menarik ketika itu adalah suasana konser yang megah namun santai, disetiap akhir penampilan kelompok seniman Gamelan diwawancarai oleh MC (Sapto Raharjo) dengan joke-joke bahasa dan kebudayaan yang menarik. Dari hasil wawancara dengan Prof.Renee kala itu, bahwa dia pernah datang ke Purwokerto (Banyumas) dan pernah menikmati Dawet Ayu Banjarnegara. Kemudian dari hasil wawancara dengan Vincent adalah bahwa gamelan sudah menjadi hati baginya. Kelucuan sempat membuat ribuan orang ketawa terbahak-bahak ketika Siocy dan Steven diwawancarai, selama mereka tinggal di Jogja hal yang paling berkesan adalah makanannya, pecel dan bubur kacang ijo+ketan hitam menurut mereka makanan paling enak, mereka mengucapkannya dengan bahasa Indonesia yang terputus-putus. Acara selesai pukul 11 malam, sungguh ada kepuasan batin. Gamelan memang indah, sudah menjadi keharusan kita melestarikan kebudayaan itu sahabat!