Ya Allah…aku mengadu lagi padaMu. Aku mengadu tentang perasaanku kepadanya. Apakah dia seseorang yang Engkau ciptakan untuk menjadi pendamping hidupku, yang akan memanggilku dengan cinta dan tatapan penuh arti. Dimana ia akan memeluk erat hatiku dan tidak akan melepaskanku apapun yang terjadi. Allah…Bukankah jodoh itu ikhtiar dan ada ketetapan Mu didalamnya. Sekeras apapun aku memperjuangkan dia untuk menjadi jodohku, tetapi ternyata Engkau tidak berkehendak dan diapun seperti itu. Tapi mengapa dia memberiku harapan???. Apa yang harus aku lakukan Ya Allah. Aku sangat menyayangi dia, apakah aku harus menunggunya? Atau aku harus melepaskan dan merelakan semuanya? Tidak, aku tidak akan pasrahin semuanya. Karena aku masih hidup dan bisa terus mencobanya walaupun berkali-kali aku harus jatuh.Aku tidak meminta banyak darinya. Hanya sebuah ruang hati dan ketulusan akan sebuah rasa yang kupinta. Bukan perhatian setinggi gunung yang menjulang, bukan menghujani hari dengan puluhan bahkan ratusan pesan atau telfon berjam-jam di ponsel. Aku hanya meminta dia merasakan sebuah cinta yang terpancar dari dalam hatiku. Akankah dia tahu...aku begitu ingin menghabiskan sisa umurku di dunia bersamanya. Berjalan bersamanya, menjadi teman yang selalu dia cari dalam segala suasana. Menjadi cermin hatinya dan sandaran ketika bahu ini rapuh. Aku ingin bersamanya dan menjadi kekasihnya yang sah di dunia ini. Menjadikannya seorang ibu dari anak-anakku kelak. Akankah dia tau...aku tetap menunggunya disini. Dengan asa dan kesetiaan yang aku punya untuk dia. Tidak beranjak dan masih tetap di tempat yang sama. Karena aku ingin dia, hanya dia, dan bukan yang lain. Matanya mulai berbicara. Ada kejujuran yang terungkap akan sebuah rasa. Dia tetap saja diam dan membisu seoalah tidak menghiraukan hati dan perasaanku. Dia tetap bersamanya, itu artinya aku memang selalu harus mengalah. Dia bilang, dia sayang aku. Sungguh, aku tak tahu harus senang atau sedih. Dia memintaku untuk tetap tinggal dan tidak pergi. Dan akupun luluh sudah, aku memang ditakdirkan harus menerima keadaan sakit ini. Akankah dia tahu, tak pernah sedikitpun hatiku membuka hati untuk orang lain. Ya, yang kumau hanya dia. “But i'm good!!!” aku selalu ada untuk dia sampai kapanpun. Menunggunya dalam kesedihanku dan dalam kebahagiaannya. Hingga kelak sampai pada waktunya tiba, dia melakukan hal yang sama dan aku? Aku harus terbuang lagi saat aku tidak bisa hidup tanpa dia. Mungkin, saat itulah akhir kehidupanku. Kini jika aku tidak memanggilnya lagi, itu bukan asa yang hendak melarungkanku kedalam lautan lupa, aku hanya hendak selalu kenangkan tawanya. Menunggunya setenang bunga yang dibekukan waktu. Biar nanti tegas kudapati, keadaan ini bukanlah mimpiku. Janjiku abadi untuk Anggi.
|
0 Responses to God, may be my love will come back someday
Something to say?