Pernahkah dalam hidupmu merasa sangat-sangat menyesal dan bertekad memperbaiki kesalahanmu namun kesempatan itu tak ada? Lalu kamu bertahan menanti kesempatan itu ada walau hanya sepersepuluh lapisan sel? Dan akulah itu. Aku menyesal, menyesal tiada terkira. Mengapa aku harus pernah menjadi orang bodoh, mengapa aku harus melepasnya dan berusaha menggantinya meski akhirnya aku tahu itu tak bisa, tak pernah bisa dan tak akan bisa. Menyesal mengapa dia bisa yang aku tidak bisa lakukan. Sering berpikir mengapa ini bisa terjadi? Mengapa Tuhan tidak mengabulkan doaku diantara ribuan doa yang Ia buktikan, tapi mengapa doa yang paling sering aku panjatkan ini tidak? Apakah Tuhan ingin mengajarkan kepadaku tentang kesabaran itu harus tak berbatas? Jika memang seperti itu, aku ikhlas melakukannya demi dia meski diapun takkan pernah tahu.