Bukan hanya sekedar menjadi tidak biasa, lebih dari itu, dengan semangat dan kekuatan maha dahyat, aku bisa belajar banyak dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Penyusunan paper penelitian adalah hal yang sangat mendebarkan dan membanggakan pada akhirnya. Beberapa bulan saja aku bisa merampungkannya, lega rasanya. Diterima, ditolak, lelah, semangat, putus harapan, menjadi pekerja keras, tidur pagi, lupa mandi, lupa makan, berasa jadi orang paling pintar sedunia, berasa paling bodoh dibanding yang lainnya, menjadi sangat emosional adalah warna-warni yang membentuk sebuah karya membanggakan ini. Awal semester 7 di tahun terakhirku kuliah, Aku dan teman-teman mahasiswa satu angkatan diharuskan mengumpulkan judul dan tema penelitian sebagai syarat kelulusan kami. Kala itu waktu liburan, aku harus berpikir keras, keras sekali, memikirkan serba-serbi penelitian dipandang dari berbagai aspek tentunya. Electronic Learning Student yang jarang sekali kami sambangi didunia maya, menjadi fully visited ratusan mahasiswa yang sedang berlibur diberbagai tempat. Proses selanjutnya adalah menyerahkan draft judul-judul penelitian yang masih harus ditinjau ulang. Tugas awal beres, selanjutnya kami menunggu untuk persetujuan judul itu setelah revisi tentunya. Horeee judul diterima, itu adalah ekspresi yang muncul ketika pengumuman judul dipasang gede-gede di papan pengumuman setelah kuliah aktif. Satu judul dari beberapa judul yang kami ajukan cukup membuat ketegangan awal memuncak. Langkah selanjutnya kami harus menghubungi dosen pembimbing, yang akan sering berhubungan dengan kita atau bahkan yang akan membuat waktu kita menjadi sangat sedikit dengan tugas-tugas revisi yang seabrek. Mulai saat itu aku merasakan bahwa satu hari rasanya tidak cukup 24 jam. Demam KTI terasa sangat tinggi. Tidak ada yang tidak sibuk saat itu. Perpustakaan menjadi tempat favorit kami, mencari jurnal-jurnal Internasional dari berbagai dunia, yang sebenarnya sama sekali tidak aku tahu maknanya. Satu, dua, tiga bab demi bab kami susun dengan sangat baik, tapi toh revisi terus-terusan. Untuk menyusun proposal aku membutuhkan waktu 3 bulan saja, namun 3 bulan yang sungguh sangat menyiksa. Revisi terbanyak dan memecahkan rekor, semangat sekali rasanya ingin menginjak ke bab selanjutnya. Dan akhirnya persetujuan proposal penelitian ter-ACC (tiga hurup yang tidak terdefinisikan, tapi sungguh punya makna yang dalam, demi mendapatkan tiga hurup itu aku rela menerobos badai dan menyeberangi samudera tanpa batas, sungguh pengorbanan yang tidak terkirakan). Surat penelitian terbitlah sudah, setelah sebuah masa gelap tentunya. Anyway...langkah selanjutnya berhubungan dengan dunia luar kampus. Ya, sebuah rumah sakit swasta Persyarikatan Muhammadiyah di kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumah sakit yang menerapkan standard mutu Internasional, wowww... Selama satu bulan aku akan keluar masuk rumah sakit untuk melakukan penelitian. Setelah registrasi di unit Diklat rumah sakit, maka aku memiliki hak untuk meneliti di ruang Intensive Care Unit (ICU), sebuah ruangan dengan aura ketidakberdayaan dan kegawatan klien. Mencari data terkait dan data instrumen penelitian adalah tujuan utamaku, disamping harus melakukan observasi, mendebarkan sekali tapi yang pasti aku bisa belajar banyak disana. Belajar menertawakan diri sendiri ketika ketakutanku dengan pasien meninggal masih saja ada. Data-data yang kubutuhkan terkumpullah sudah, bahkan sebelum satu bulan. Stase rumah sakit usai, kini saatnya melakukan olah data. Dan ini adalah waktu untuk menggunakan logika, melakukan perhitungan dengan angka-angka, membosankan sekali. Ini adalah penyusunan Bab IV untuk melihat hasil penelitian berdasarkan instrumen penelitian. Aku membutuhkan waktu beberapa minggu saja, dan aku kerjakan di Banjarnegara disela-sela waktu luang bahkan diatas bus dalam perjalananku balik ke Jogja dari Purwokerto. Finally bab IV selesai sudah, kini Bab V. Bab I, II, III, IV dan V tersusun sudah, saatnya mengajukan pembimbingan. Ya, sudah aku duga, revisi-revisi-revisi dan revisi lagi sampai pada akhirnya kesempurnaan aku raih dipuncak tertinggi, sungguh mengharukan dan membanggakan. Setelah semua tersusun utuh satu kesatuan, aku harus menyusun surat-surat untuk mengajukan ujian Karya Tulis Ilmiah, ini adalah waktu-waktu yang paling mendebarkan lebih lagi setelah mendapati dewan penguji adalah beliau yang expert dibidangnya, dunia seakan runtuh rasanya. Hari itu menjadi sangat sibuk, sibuk sekali, mempersiapkan presentasi proses dan hasil penelitian didepan dewan penguji dan puluhan hadirin. Alhamdulillah...akhirnya 2 Maret 2009 menjadi waktu yang sangat bersejarah dalam perjalanan kuliah S-1 ku. Hari Senin yang mendebarkan namun membanggakan itu datang, tepat pukul 15.30 WIB di ruang sidang Laboratorium Biomedis FK UMY aku melangsungkan ujian Karya Tulis Ilmiah atau sering disebut Pendadaran. Dari 120an mahasiswa angkatan 2005 aku menempati nomor urut 11 ujian Pendadaran tercepat. Finally, aku bisa. Terima kasih Allah.

perpustakaan fk ugm
vitamin mata di fk ugm
lokasi penelitian heroes
responden penelitian
pendadaran
it's show time
diskusi
presentasi
sport jantung
------------------------------------------------------------------