Menjadi guru adalah tidak mudah, menghadapi murid yang jumlahnya ratusan dan memiliki karakteristik heterogen. Jiwa seorang guru harus tertanam dan diasah dalam waktu yang lama. Itulah kesanku tentang guru. Sebagai calon tenaga pemberi pelayanan kesehatan professional, aku kagum dan bangga kepada pahlawan tanpa tanda jasa itu. Pengalaman seru dan membanggakan datang kepadaku dan teman-teman ketika pada hari Sabtu 31 Februari 2009 kami mendatangi dan melakukan penelitian kepada siswa-siswi kelas VII dan kelas VIII di SMP Negeri 2 Kutowinangun yang merupakan wilayah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Pemerintah Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Kali ini aku menjadi assisten penelitian Yudi sahabatku bersama Samsul, Hendi, Deni, Sabri dan Asri. Kami bekerja sama dengan para guru disana, dan kegiatan kami hari itu adalah melakukan pengukuran terhadap persepsi siswa tentang " The Dangerous of Cigarete". Untuk sampai disana kami harus memulai perjalanan pagi hari dari Jogja menuju barat dan menghabiskan waktu 2 jam. Sabtu itu sekolah dipulangkan lebih awal karena bertepatan dengan rapat koperasi sekolah, dan kami lebih leluasa untuk bekerja. Kami bekerja dengan menjalankan
rencana yang telah kami susun, dan tepat siang hari kami selesai, kemudian kami berdiskusi dengan pihak sekolah dan akhirnya kami berpamitan. Selesai penelitian, kami istirahat sejenak di rumah nenek moyang Yudi di Ungaran Kutowinangun Kebumen. Suasana desa yang sungguh sangat sejuk dan rindang. Selepas istirahat, Shalat dan makan siang itu kami menikmati perjalanan menuju kota Kebumen diteruskan menuju Gombong tempat dimana kami dapat memasuki sebuah benteng peninggalan Belanda yaitu benteng Van Der Wijck. Memasuki kawasan benteng kami dihibur dengan banyaknya wahana permainan, suasana sungguh sejuk setelah hujan kala itu, kebersihan lingkungan benar-benar terjaga. Memasuki benteng kuno yang terkesan angker namun kokoh itu, kami mendapat pengalaman dan pembelajaran sejarah yang tak terkira, sungguh menyenangkan menaiki 3 tingkat bangunan kuno itu. Puas rasanya, setelah kurang lebih 1 jam berkeliling-keliling, kami putuskan untuk pulang, kembali ketempat yang menjadi camp kami di Kutowinangun, 1 jam perjalanan dari benteng. hari itu kami habiskan dengan banyak sekali
kegiatan, kami menghabiskan malam dengan bermain kartu dan segelas kopi. Esok hari kami kembali ke Jogja. Perjalanan pulang menuju Jogja terasa lebih santai dari pada perjalanan berangkat kemarin, penelitian kami selesai sudah. Ditengah-tengah perjalanan kami tertarik untuk berhenti sejenak sembari menikmati buah durian, emmm lezat sekali. Dan akhirnya kami tiba kembali di Jogja dengan selamat Minggu siang itu.
pose 1
pose 2
pose 3
pose 4
pose 5
pose 6
pose 7
pose 8
pose 9
pose 10
--------------------------------------------------------------
|
0 Responses to perjalanan tak kenal lelah
Something to say?