Bulan Desember 2008 hanya tinggal hitungan jam lagi. Countdown to 2009, bareng sobat-sobat kelas aku memutuskan untuk melewati malam pergantian tahun masehi di camp Taman Nasional Gunung Merapi Sleman Yogyakarta tepatnya di bumi perkemahan kawasan Konservasi Kali Kuning. Sore itu Rabu 31 Desember 2008 selepas kegiatan kuliah dan praktikum yang padat, kami menyusun rencana, patungan dan bagi tugas dan aku terpilih dengan suara terbanyak sebagai bendahara merangkap ketua urusan logistik. Setelah terencana dengan matang dan logistik telah siap, sebagian dari kami melakukan first inspection buat mastiin lokasi yang cocok untuk nge-camp. Seperti biasa, kami berkumpul di rumahku di kawasan Kadipiro. Persiapan sungguh memakan waktu cukup lama, sampai selepas Magrib menjelang Isya' kami berangkat ke arah utara kota Jogja. Jalan terasa mulai padat, beruntung kami tak sempat kena macet. Sepanjang perjalanan kami dihibur dengan bunyi-bunyian terompet tahun baru. Kamipun tak ketinggalan untuk membeli terompet tiup khas tahun baru dan satu terompet spray yang bisa terdengar sampai radius kiloan meter dan yang pasti bunyi terompet ini bisa merobek gendang telinga. Perjalanan menuju bumper melalui jalan HOS. Cokroaminoto kemudian kami mengambil rute jalan Magelang sampai perempatan ring road Jombor melewati Monumen Jogja kembali kami berbelok kiri lewat jalan Palagan Tentara Pelajar sampai kemudian kami harus melewati jalan Kali Urang yang padat minta ampun. Melewati kampus Universitas Islam Indonesia kami terus naik dan sampai pada titik kami harus benar-benar naik. Hujan malam itu menambah dinginnya hawa gunung, dan akhirnya sampailah kami di kawasan bumi perkemahan Kali Kuning. Setelah berurusan dengan petugas retribusi, kami menginjakkan kaki di kawasan bumper yang indah, walaupun gelap dan sepi terasa. Kami memilih mendirikan tiga tenda di dekat bungalau yang telah diseediakan. Setelah penerangan menyala dan tenda didirikan, kami memulai untuk membangun perapian sebagai penghangat dan perapian untuk memasak. Menu spesial kami malam itu adalah jagung bakar, roti bakar, snack dan minuman hangat. Suasana yang sedikit gelap dan dingin menjadi menyenangkan ketika kami mulai menyanyikan lagu-lagu kesukaan kami masing-masik dengan diiringi gitar. Menjelang pukul 00.00 sebagai pertanda tahun baru telah datang, kami mencari lokasi terbaik untuk melihat luasnya kota Jogja, dan beberapa meter dari lokasi tenda kami, kami menemukan pemandangan yang luas laksana bintang-bintang dilangit terbalik. Jam 12 malam hanya tinggal beberapa menit saja, rasanya begitu cepat 2008 berlalu, banyak banget kejadian-kejadian suka duka bercampur menjadi satu, rasanya banyak banget waktu yang terbuang begitu saja. Hura-hura , gak respect sama lingkungan, berantem huf capek. Suasana menjadi hening sejenak, kami memanjatkan do'a, menundukkan kepala, merendahkan hati dan berkaca tentang diri sendiri. Tahun baru dataaang. Bintang yang jatuh dibawah berhamburan, kembang api membumbung tinggi di kota Jogja. Kami puas menikmati taburan kembang api warna-warni, suara gelegar kembang api seperti bom, persis di kawasan kali urang yang bersebelahan dengan kami terdapat pesta kembang api, kami menikmati gemuruh suara saja, karena terhalang bukit. Puas sekali rasanya menikmati pergantian tahun baru ditempat yang jauh dari keramaian kota, bebas macet, bebas polusi, namun tidak ketinggalan, kami masih bisa menikmati indahnya kembang api. Pesta kembang api dan terompet yang kami beli di bawah telah usai, tahun 2009 baru saja dimulai. Semangat baru, dukungan moril yang tak terkira kuatnya. Kalau tidak ada halangan tahun ini gelar Sarjana bisa kusandang dibelakang namaku, meskipun belum usai namun satu langkah awal terpenuhi. Jarum jam menunjukkan pukul 1 dini hari, dingin semakin menjadi-jadi. Rasanya api unggun yang kami nyalakan tak kuasa melawan hembusan dingin angin gunung. Kantuk telang menyerangku, tak terasa aku terlelap untuk beberapa jam saja sampai pukul 3 dini hari. Setelah menikmati tidur yang lelap selama 2 jam didalam tenda, hawa dingin serasa mulai bersahabat. Pagi itu giliran aku memanggang jagung, roti dan menyeduh teh hangat untuk sahabat-sahabat aku yang kedinginan. Adzan subuh terdengar, Matahari pertama bulan Januari 2009 mulai menampakkan diri, indah sekali sepertinya ia hendak mengucapkan kata sapanya. Kicauan burung terdengar dengan merdunya, pagi yang indah. Gemericik air dibawah sana memaksa kami untuk menuruni bukit. Lalu kami turun bukit melalui jalan setapak yang semakin terjal dan licin, satu demi satu kami turun dan akhirnya sampailah kami di sungai yang merupakan rute lelehan lava Gunung Merapi. Huh segar sekali, airnya jernih tak terkira. Kami menyusuri aliran air sampai air tejun di dam. Setelah kami puas menikmati segarnya air gunung, kami memutuskan untuk menaiki bebukitan dan meneruskan perjalanan untuk pulang. Sungguh pengalaman yang seru, awal tahun yang indah bersama sahabat-sahabatku ini tak pasti kutemui ditahun depan karena kita semua akan lulus, dan melanjutkan ke jenjang pendidikan profesi dan waktu-waktu seperti ini sepertinya menjadi sangat mahal bagi kami. Akhirnya aku ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru Masehi 2009 Kepada Seluruh Sahabatku di Seluruh Dunia.