Miris dan kecewa, mungkin itu yang menggambarkan perasaanku setelah mendengar kabar DR. H. Khoiruddin Bashori, M.Si. mengundurkan diri dari jabatan beliau sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sebagai mahasiswa dibawah kepemimpinan beliau banyak kenangan, dukungan dan ilmu yang beliau berikan. DR. Irud (panggilan DR. H. Khoiruddin Bashori, M.Si.) mengajukan pengunduran diri kepada Pengurus Pusat Muhammadiyah (pemilik UMY) murni atas inisiatifnya, tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Pengunduran diri DR. Irud terkait dengan Banyugeni (riset) hal itu ditegaskan oleh Prof. DR. Edy Suandi Hamid (Wakil Ketua Majelis Dikti Libang PP Muhammadiyah yang juga Rektor UII). DR. H. Khoiruddin Bashori M.,Si. banyak memberikan kontribusi untuk pendidikan Muhammadiyah khususnya di kampus UMY tempatku menempuh pendidikan tinggi. Langkah DR. Irud merupakan contoh langkah ksatria atas pengunduran dirinya. Hari ini minggu 23 Juni 2008 di kantor pusat Muhammadiyah Jakarta diadakan rapat pleno, yang diikuti anggota majelis yang jumlahnya 13 orang, terdiri dari anggota majelis, PP Muhammadiyah dari perwakilan UMY. Setelah hasil diperoleh, Majelis akan menyerahkannya kepada PP Muhammadiyah. Dan semoga DR. Irud tetap ditetapkan sebagai rektor UMY mengingat reputasi beliau dalam Kemuhammadiyahan dan dunia pendidikan sudah baik. Sebagai informasi bahwa beliau juga menduduki jabatan sebagai ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Kopertis V (APTISI V). Tapi, apapun yang akan terjadi nantinya, kebaikanlah pastinya tujuan kita semua. Jika memang mekanismenya harus seperti itu (DR. Irud mundur) semoga beliau masih bisa membimbingku dan ribuan mahasisa sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2&S3) di UMY. Menurut Prof. DR. H. Akhmad Syafii Ma'arif (guru besar UNY) Pak Irud dapat dijadikan contoh pemimpin yang baik. Well, sebenarnya berat melepas kepemimpinan beliau di UMY tapi kiprahnya akan selalu teringat dan akan selalu kutunggu ajaran-ajaran bijak beliau.