makan untuk hidup - bukan hidup untuk makan
By heriestiastri
Berbicara soal makanan kayaknya gak bakal ada bosennya deh, ya karena setiap hari kita makan, setiap hari kita mencoba menu yang berbeda sesuai selera kita. Apa sih makanan favorit kalian? Beberapa kali menikmati makanan khas di Banjarnegara dan Jogja, ada kerinduan yang mendalam untuk mencoba menikmatinya lagi. Dulu banget, waktu masih tinggal di Banjarnegara sering sekali menikmati tempe goreng khas Banyumasan sering disebut "Tempe Mendoan" jarang aku temukan di Jogja bahkan belum pernah, masih inget dulu selain dirumah ibu dan nenekku, tempat makan mendoan yang spesial yaitu di kantin sekolah (SMA N 1 Banjarnegara) namanya kantin mbah Mun dan diperempatan Pasar Wage. Lebih nikmat lagi menikmati mendoan pake sambal kacang. Yang tidak kulupa dari kota kelahiranku itu "Dawet Ayu" Banjarnegara, percaya gak percaya minuman menyegarkan ini sudah kondang diseluruh Nusantara, di Jogja gak sulit nyari pedangang dawet ayu Banjarnegara keliling, dan aku kira dikota-kota lainpun demikian.
Di Banjar sendiri hampir tiap sudut jalan ada penjual minuman khas yang terbuat dari tepung kanji, santan dan juruh (gula merah/jawa) itu, jadi pengin hehehe. Bergeser ke Barat kota Banjarnegara sebelum memasuki kota Purwokerto ada "Getuk Goreng" dan "Soto" Sokaraja. Dulu setiap berkunjung ketempat Pak Dhe di Purwokerto pasti menyempatkan makan soto dan beli getuk goreng buat oleh-oleh. Sate Gombong di depan kantor Indonesia Power Mrica (PLTA Jendral Soedirman) jalan raya Banjarnegara juga merupakan makanan kesukaanku dulu dan kini juga masih. Orang Tuaku merupakan penggemar daging dan kebiasaan itu menurun pada anak-anaknya, sate udah jadi makanan kesukaanku, beruntung keluarga kami tidak memiliki riwayat Hypertensi. Dan sekarang setelah beberapa tahun tinggal di Jogja kebiasaanku menikmati makan di tempat makan khas tetap berjalan. Makan soto khas Banjarmasin di dekat SMA GAMA jalan Gejayan (Affandi) sunguh nikmat ketika minggu pagi terasa santai. Makan gudeg Jogja di Wijilan atau lesehan-lesehan pinggir jalan menjelang malam terasa sangat hangat. Menyantap sate klatak khas Bantul di jalan Bantul sunguh bikin perut terasa kenyang dan nikmat sekali rasanya. Bersama teman-teman menikmati makan malam di rumah makan khas Tasikmalaya di dekat kampus Universitas PGRI Jogja terasa sekali kekeluargaannya. Gurihnya mie Aceh di rumah makan khas Aceh di sebelah Borobudur Plaza Jogja. Dan beberapa kali makan di tempat-tempat khas lainnya yang pastinya nikmat sekali. Keaneka ragaman kharisma masakan Nusantara memang asyik untuk kita nikmati dan selayaknya kita banggakan kepada banyak orang untuk mengundang mereka berwisata datang ke Indonesia, itung-itung kita mensukseskan program Pemerintah melalui Visit Indonesia Year 2008. Selamat Makan Sahabat...

0 Responses to makan untuk hidup - bukan hidup untuk makan
Something to say?