heroes
I'm a superheri (pake hati, rasakan dengan benar)




Alhamdulillah...Satu kata yang kami ucapkan setelah perpisahan malam itu. Rasanya lega sekali setelah semua acara kami lalui. 21 hari. Minggu demi minggu kami lalui, susah senang kami rasakan. Minggu pertama kami bertemu, kenalan dan seadanya, kedua kami makin akrab, ketiga kami rasanya menyatu. Panasnya matahari seperti hanya hembusan angin saja, dinginya air hujan hanya berlalu tanpa makna. Namun hujaman itulah yang merekatkan kami ternyata. Hubungan persahabatan kami menjadi tanpa sekat, kami merasakan kedekatan yang luar biasa. Dan pada akhirnya hanya kenangan yang tersisa, kenangan indah bersama sahabat hebat bravo. (Siswa Diklatsar Angkatan 90 di Pusdikkes TNI AD 2013)

 

it's all about love

By heriestiastri






Alhamdulillah, berkat rahmat Allah Yang Maha Sayang, setelah menunggu satu tahun kami akan segera dikaruniai buah hati...Robbii Habli Minasholikhiin...

 

11-11-11

By heriestiastri





Sekarang saya tahu, bahwa saya adalah jiwa yang bahagia. Saya mengucapkan syukur setiap saat. Saya mengerti bahwa segala sesuatu datang tidak dengan sendirinya jatuh dari langit-langit. Hidup buat saya adalah saat ini dan nanti, yang dijalani dengan hati riang dan diperjuangkan. Dan dia telah datang. Saat ada dia, saya tak butuh syarat untuk merasa senang, cukup bersamanya, tersenyum-senyum. Dia penuh keajaiban yang cukup untuk membuat saya terkagum-kagum setiap hari dan dia juga masih saja membuat saya terkagum-kagum, setiap hari, berkali-kali.
__________________________________________

Dan kamipun akan menjadi satu, jiwa yang bahagia kini dan nati

11-11-11

hari yang bahagia untuk kami


 

it just remembering

By heriestiastri



Pada suatu hari di kaki gunug Merapi

Kenangan bersama sahabat-sahabat di Jogja

 

dua puluh lima tahun

By heriestiastri



Allah dengan begitu sangat murah hatinya mengalirkan kehidupan kepada semua yang bernyawa. Ia menggulirkan rencana-rencana terbaikNya, bahkan diluar jangkauan kita. Dua puluh lima tahun adalah kasih Nya, kemurah hatian Nya itu Ia tunjukkan dengan ribuan, jutaan bahkan tak terhitung kalinya kuasa Nya Ia tunjukkan. Dua puluh lima tahun adalah tentang perjalanan hidup saya, tentang berapa kali saya merasakan cinta, tentang berapa kali saya merasakan duka. Dua puluh lima tahun adalah usaha saya bermimpi dan mewujudkannya. Dua puluh lima tahun, sepertinya saya masih saja berjalan sendiri tanpa pasangan dan menjadi semakin terbiasa akan sekian perjalanan yang saya lalui sendiri. Dua puluh lima tahun yang saya lalui telah memberikan kebebasan berdiam diri sambil memandangi langit sepanjang malam tanpa perlu memikirkan apakah ada yang akan merasa terabaikan. Saya bisa berlama-lama melakukan banyak hal dan menikmati moment tanpa takut terlambat memenuhi janji dengan seseorang. Dua puluh lima tahun adalah awal perubahan langkah-lagkah tak terarahku sebagai mahasiswa menjadi pekerja yang serius dan disiplin. Dua puluh lima tahun adalah serangkaian episode datang dan pergi, tentang mereka yang terlepas, tentang mereka yang kembali, tentang kesempatan-kesempatan yang hadir satu demi satu. Tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dua puluh lima tahun adalah tentang kesehatan yang saya upayakan untuk diri sendiri dan orang-orang lain. Dua puluh lima tahun adalah tentang baju biru yang saya gantingkan, berganti dengan baju baru yang saya pakai hari demi hari. Dua puluh lima tahun adalah berpisahnya saya dengan sahabat-sahabat kampus dan bertemunya saya dengan orang-orang baru ditempat saya mencari jati diri. Dua puluh lima tahun adalah rasa syukur saya kepada Sang Ilahi. Dua puluh lima tahun adalah waktunya saya mengerti bahwa dengan menjadi diri sendiri, kita sesungguhnya sudah sangat dicintai. So what? This is my life, anyway!’

 





Perjalanan, sampai kapanpun akan selalu membentangkan jarak. Dan jarak punya cara sendiri untuk mengajarkan si penempuhnya untuk belajar. Membuat kita belajar dari apa saja yang terlihat sepanjang jarak. Terkadang kita perlu sangat cepat, melambat atau sangat lambat demi terekspos dengan segala sesuatunya yang terlihat sepanjang jarak. Tak mudah memang menjadi sahabat bagi jarak yang membentang puluhan kilometer. Tapi, jarak adalah teman baikku sekarang. Tak peduli berapapun lama waktunya atau seberapapun efeknya nanti jarak menjadi tempatku belajar. Sejauh apapun itu jarak hanya merupa garis-garis buram kecil ketika dilewati dalam kecepatan maksimum. 06.15 – 07.00 dan 16.15-17.00 lima hari dalam satu pekan adalah limit waktuku mengurai jarak. Melewati jalan lurus hingga berliku, naik turun hingga meliuk tajam. Menembus kabut, menerobos hujan dan melawan terik mentari. Semuanya nampak indah, seru. Pelan-pelan, jarak mengajariku bahwa sesuatu yang indah akan tetap indah, baik ketika dilihat dari jauh maupun ketika dilihat dari dekat

 

dan disinah saya berkarya

By heriestiastri




Alhamdulillah saya sudah bekerja, bukan mahasiswa lagi, tidak memiliki banyak waktu lagi untuk bermain atau bersantai-santai seperti dulu lagi. Pekerjaan ini sungguh sama sekali tidak pernah terbayang dalam benak saya. Ternyata benar bahwa Tuhan selalu memberi, jauh melebihi apa yang kita minta, hanya saja manakala Tuhan belum meberinya, kita sering lupa pada Nya, mengeluh dan layu. Karena ada banyak hal yang tidak bisa kita pahami dari Nya namun yang pasti semua baik dan terbaik untuk kita. Hari ini, kemarin dan esok adalah hari-hari yang sedikit sibuk untuk saya. Tentunya performace maksimal yang bisa saya persembahkan dan semoga akan terus saya jaga lebih baik lagi kelak. Mengawali hari saat orang-orang masih terlelap, pergi kerja saat orang-orang baru bersiap, memulai kerja dengan semangat dan melayani dengan hati, memberikan penghormatan melebihi harapan, mengakhiri kerja saat orang-orang telah selesai beristirahat dirumah, dan pulang menjelang malam, itulah hari-hari baru saya sekarang. Sungguh menyenangkan, berada di lingkungan kerja yang baru pertama kali saya alami. Atasan yang memberi banyak pelajaran bukan perintah, rekan kerja yang berjalan beriring. Awalnya sempat kaget juga dengan beban kerja yang berat, ekspektasi lingkungan kerja yang begitu tinggi dan pengharapan yang besar mampu memberikan kinerja terbaik saya. Yang pasti pekerjaan seru saya sekarang saya niatkan untuk mengabdi.